Menu

Dark Mode
Keputusan Halaqoh Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk Perubahan Indonesia Tentang Keharusan Memilih Pasangan Capres-Cawapres AMIN Berdasarkan Dalil Syar’i di Pondok Pesantren MUS Sarang Rembang Makna Jihad Membela Tanah Air di Era 5.0 MERAPATKAN BARISAN UNTUK PEMENANGAN AMIN DALAM PERSPEKTIF SYAR’I HUKUM MENYINGKAT KALIMAT THOYYIBAH! Meredam Fanatik ; Menguatkan Persatuan Dalam Pesta Politik. MENYAMBUT TAHUN POLITIK: HINDARI KONFLIK, PAKAI EMPATIK Setelah Komunisme,Masih Ada Kapitalisme Yang Perlu Dilawan! Malam Penuh Cinta Kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. MENGKAJI FIKIH DALAM PEMBERONTAKAN G30SPKI Sudahkah Kita Cinta Kepada Rasulullah? MEWASPADAI KEBANGKITAN PARTAI KOMUNIS INDONESIA SEJARAH PKI PECI PUTIH; NUANSA BARU DALAM JAMA’AH MAKTUBAH Menyorot Fenomena Paham Islam-Kiri di Indonesia: Konvergensi atau Paradoks? KEBOHONGAN CITA-CITA MARXISME PRINSIP PENGELOLAAN HAK KEPEMILIKAN INDIVIDU DALAM ISLAM ; Menolak Tawaran Komunisme dalam Melawan Kapitalisme Kerusakan Ideologi Marxisme Perspektif Teologi Islam JEJAK HITAM PKI DARI IDELOGI KOMUNIS HINGGA SEJARAH KEJAHATAN DAN PENGIANATAN G30S Ku Putuskan Untuk …. Knock Out Rebahan ; Bangkit Sambut Masa Depan Ny. Hj. Chalimah Abdurrochim : Ibunda Hebat Di Balik Pengasuh PP. MUS Sarang BELA NEGARA INDONESIA MENURUT PANDANGAN ISLAM Menjawab Tuduhan Bid’ah Berdoa di Akhir dan di Awal tahun Esensi Sholawat Nabi Tragedi Kelam dan Dampaknya bagi Sejarah Indonesia Ma’lumat Bagi Santri dan Alumni PP. MUS Sarang Tentang Tesis KH. Imaduddin & Berita HOAX “Santri PP. MUS Sarang Dipecat berkaitan dengan tesis KH. Imaduddin” Maulid Nabi: Tidak Semua Kemutakhiran adalah Bidah Menyingkap Kehadiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallama Saat Perayaan Maulid

Artikel

Sudahkah Kita Cinta Kepada Rasulullah?

badge-check


					Sudahkah Kita Cinta Kepada Rasulullah? Perbesar


Oleh : M. Fakhrul Humam ( Mahasantri MAFJ Semester 4)

Suatu hari Nabi Muhammad ditanya oleh seorang a’rabi “Wahai Rasulullah, kapankah kiamat itu?” Rasulullah pun balik bertanya “Memangnya apa yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi kiamat?” Dengan lugunya a’rabi itu nyeletuk “Cintaku pada Allah dan Rasul-Nya.” Tak disangka tanggapan Nabi diluar dugaan “Kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”

Sekilas ungkapan a’rabi itu awalnya terkesan remeh karena hanya bermodal cinta. Sedangkan para sahabat lain begitu besar kiprah serta jasanya terhadap perjuangan Nabi. Namun hal itu tertepis setelah mendengar tanggapan Nabi Muhammad bahwa dengan cinta itulah ia akan menyusul dan berkumpul bersama orang yang dicintainya. Selumit kisah ini secara tidak langsung menggambarkan betapa agungnya cinta kepada Nabi Muhammad.

Bila diteliti lebih dalam pun sebenarnya perjuangan dan pengorbanan para sahabat Nabi tak lain dicurahkan habis-habisan karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Suatu ketika dalam persiapan hijrah, Nabi membuka donasi kepada para saudagar dari kalangan sahabat. Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata, “Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah dan kebetulan pada waktu itu aku memiliki sejumlah harta.”

Beliau berkata dalam hati, “Hari ini (sedekahku) akan melebihi (sedekah) Abu Bakar.” Lalu aku membawa sebagian hartaku kepada Rasulullah. Rasulullah lalu bertanya, “Apakah masih ada harta untuk keluargamu?” “Masih ada, sama dengan jumlah ini,” jawabku. Kemudian datanglah Abu Bakar dengan menafkahkan semua harta yang dimilikinya. Rasul bertanya, “Wahai Abu Bakar, apakah masih ada harta untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku sisakan bagi keluargaku, Allah dan Rasul-Nya.” Aku pun berkata, “Aku tak mampu mengungguli Abu Bakar selamanya.” (HR Tirmidzi). Hingga bila Rasulullah adalah kota kedermawanan maka Abu Bakar pun mendapat predikat pintu kedermawanan dari Rasulullah.

Kecintaan para sahabat Nabi pun diwujudkan dari kekompakan mereka satu suara menyambut seruan Rasulullah dalam gentingnya perang Badar dimana jumlah pasukan mukminin kalah banding dengan kaum musyrikin. Sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berangkat perang Badar beliau bermusyawarah dengan para sahabat, tentang rencana nanti. Sahabat Sa’ad memberikan semangat kepada Rasul “Sungguh kami percaya dengan semua yang Engkau sampaikan wahai Rasul, kami berjanji untuk patuh dengan semua perintahmu. Wahai Rasulullah sampaikanlah kehendakmu, Demi Allah jikapun engkau meminta kami untuk menyebrangi lautan niscaya kami patuh, tidak seorang pun diantara kami yang tinggal diam akan hal ini, dan kami tidaklah takut terhadap musuh.”

Tak kalah dengan Sa’ad, Miqdad bin Sawad dengan lantang menyuarakan sumpah setianya “Wahai Rasulullah lanjutkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu, sungguh kami tak akan mengatakan “Pergilah engkau bersama tuhanmu untuk berperang, biarkan kami duduk diam saja” seperti ungkapan Bani Isra’il tatkala diajak untuk berjuang, tapi kami akan  katakan “Pergilah berperang bersama Tuhanmu, dan kami akan menyertaimu.” Dengan itulah akhirnya Rasulullah senang dan bangga kepada para sahabat. Betapa para sahabat satu demi satu berjuang keras saling berlomba menunjukkan cara mencintai sang baginda.

Seberapakah kita harus mencaintai Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam? Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda

 

عن أنس بن مالك عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنه قال لَا يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ، حتَّى أكُونَ أحَبَّ إلَيْهِ مِن والِدِهِ ووَلَدِهِ والنَّاسِ أجْمَعِينَ (رواه البخاري)

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda “Tidaklah seorang pun dari kalian beriman dengan sempurna hingga aku menjadi sosok yang paling dia cintai melebihi orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya (HR. Imam al-Bukhari)

Sudahkah kita secinta ini kepada Rasulullah? Saat mahallul qiyam saja mungkin masih ada dari kita yang cari tembok atau tiang untuk bersandar.

Facebook Comments Box


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Menjawab Tuduhan Bid’ah Berdoa di Akhir dan di Awal tahun

25 June 2025 - 18:24

Esensi Sholawat Nabi

1 October 2024 - 18:53

Tragedi Kelam dan Dampaknya bagi Sejarah Indonesia

30 September 2024 - 18:55

Ma’lumat Bagi Santri dan Alumni PP. MUS Sarang Tentang Tesis KH. Imaduddin & Berita HOAX “Santri PP. MUS Sarang Dipecat berkaitan dengan tesis KH. Imaduddin”

24 September 2024 - 16:44

Maulid Nabi: Tidak Semua Kemutakhiran adalah Bidah

17 September 2024 - 19:27

Trending on Artikel

Discover more from PP. MUS Sarang

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading

batmantoto batmantoto situs togel
toto slot
slot88