INI 5 TIPS AGAR SI BUAH HATI BERSEDIA MONDOK
Banyak orang tua yang menginginkan anaknya masuk ke pondok pesantren seperti di PP. MUS Sarang ini. Nyatanya, pondok pesantren masih menjadi kepercayaan dan lumbung harapan para orang tua agar dapat mendidik anaknya menjadi generasi yang salih, berbekal ilmu agama, serta terlindungi dari pergaulanan di luar pesantren yang kebanyakan riskan dengan krisis moral. Namun bagaimana jadinya jika cita-cita orang tua ini bertentangan dengan kemauan sang anak? Kasus semacam ini sering loh terjadi. Dan yang bikin khawatir, jika anak yang tidak mau ini tetap saja ‘dipaksakan’ masuk pesantren, malah dia akan berbalik menjadikan pesantren sebagai “pelampiasan kenakalan” dan kehilangan niat yang ikhlas serta himmah dalam mencari ilmu, sehingga tujuan kita sebagai orang tua tidak tercapai. Ngeri, bukan?
Nah, agar hal yang demikian ini tidak sampai terjadi, para orang tua harus tau nih beberapa kiat dan tips dari mimin media pp.mus agar sang anak punya rasa keinginan untuk menjadi seorang santri. Beberapa tips ini harus dilakukan sedari awal saat mendidik anak di usia dini, jadi jangan sampai terlambat melakukannya yah!
1. Tanamkan spirit religius pada anak sedini mungkin
Dari kecil, anak jangan lupa dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan agama, seperti mengaji Al-Quran dan sholat wajib lima waktu. Selain itu, anak juga diberikan asupan ilmu dan pemahaman agama setiap hari, baik dari orang tua sendiri atau di madrasah diniyah. Dengan dasar agama yang baik, maka seiring bertambah dewasa, anak akan punya rasa ingin yang kuat untuk mempelajari ilmu agama.
2. Jaga pergaulan anak dengan baik.
Jika anak sudah teracuni oleh pergaulan buruk seperti kecanduan game, berkata kasar, tidak sopan, (naudzubillah) mabuk, tawuran dst semakin hal itu menjadi penghambat anak ingin atau patuh masuk pesantren.
3. Bangun citra positif pesantren di hadapan anak
Rata-rata alasan anak tidak mau masuk mondok itu karena dia berpikiran bahwa pondok itu ketat, penuh peraturan dan kegiatan, tidak bisa bebas melakukan ini-itu, lalu fasilitasnya kurang dll. Maka tugas orang tua adalah mengubah citra negativ tersebut dari benak sang anak. Tanamkan pikiran kepada anak bahwa mondok itu seru, banyak temannya, ustadz-ustadznya penuh perhatian dan sayang sampai para santri diurusi bagai anak sendiri, dari bangun tidur sampai tidur lagi.
4. Jangan jadikan pesantren sebagai hukuman, tapi prestasi dan motivasi
Ini nih kesalahan yang sering terjadi. Banyak orang tua yang saat memarahi anaknya berkata, “Kalau masih nakal dan tidak nurut, nanti Ayah masukan kamu ke pondok”. Ucapan seperti ini tentu saja membuat citra pondok di mata sang anak sebagai hukuman dan rumah penampungan bagi anak nakal. Kebiasaan ini harus diganti dengan menjadikan mondok sebagai prestasi, misalnya “kalau kamu dapat ranking satu, nanti ayah daftarkan kamu ke pondok A, tempatnya anak-anak pintar dan soleh”. Dengan begini, tentu anak lebih termotivasi untuk masuk pesantren.
5. Berdoa setiap hari
Di samping ikhtiar-ikhtiar dzahir di atas, tentu ada hal yang tak kalah penting yaitu ikhtiar batin dengan senantiasa berdoa kepada Allah SWT karena Allah adalah dzat yang maha membolak-balikkan keinginan hati seseorang (muqallibal qulub). Allah adalah pemilik segala hidayah dan taufiq, maka mintalah agar anak kita masuk dalam kelompok orang yang dikehendaki baik oleh Allah, sebagaimana dalam hadis:
من أراد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, niscaya akan Dia pahamkan dalam ilmu agama”.