
Sayyidah Aisyah radliyallahu anha berkata:
كَانَ رسُول اللَّهِ ﷺ: إِذا دَخَلَ العَشْرُ الأَوَاخِرُ مِنْ رمَضَانَ، أَحْيا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَه، وجَدَّ وَشَدَّ المِئزرَ
“Sesungguhnya Rasulullah setiap kali masuk sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, beliau akan menghidupkan ibadah semalam penuh, membangunkan keluarga dan mengendurkan sarung” (Muttafaq Alayh)
_____
Nabi Muhammad memberi contoh kepada umatnya untuk menghidupkan ibadah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan untuk meraih Lailatul Qadar. Lailatul Qadar merupakan malam diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah (langit dunia). Al-Quran menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan yang kemudian ditafsirkan oleh para ulama bahwa ibadah pada malam itu dilipatgandakan pahalanya melebihi ibadah selama seribu bulan. Nabi sendiri bersabda bahwa siapa yang menghidupkan ibadah pada malam Lailatul Qadar maka semua dosanya akan diampuni baik yang lalu maupun yang akan datang.
Namun karena kemuliaannya yang sangat Istimewa itu lah, malam Lailatul Qadar dirahasiakan kapan waktunya dari kita. Hikmahnya adalah supaya kita semangat mencari malam tersebut dengan menghidupkan ibadah pada setiap malam bulan Ramadlan. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari menyebutkan bahwa ada perbedaan pendapat ulama tentang waktu malam Lailatul Qadar hingga mencapai lebih dari 40 pendapat. Dari semua pendapat itu, pendapat yang paling mendekati benar menurut beliau adalah bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ganji 10 malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan sebuah hadis berbunyi,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar di malam yang ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan” (Muttafaq Alayh)
Atas dasar hadis tersebut juga, Imam Nawawi menjelaskan bahwa dalam madzhab Syafii malam Lailatul Qadar diyakini terjadi pada salah satu dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan khususnya pada malam-malam yang ganjil. Imam Syafii sendiri meyakini bahwa malam yang paling berpotensi menjadi Lailatul Qadar adalah malam bulan Ramadhan ke-21, lalu malam ke-23 lalu malam ke-27.
📚 Rujukan:
1. Fath al-Bārī Bi Syarh Shahīh al-Bukhārī. Syaikh Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqalānī. Maktabah Salafiyyah. Juz 4. Hal. 260
2. Al-Majmū’ Syarh al-Muhadzdzab. Syaikh Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawī. Dar al-Fikr. Juz 6. Hal. 449-450