Menu

Dark Mode
Keputusan Halaqoh Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk Perubahan Indonesia Tentang Keharusan Memilih Pasangan Capres-Cawapres AMIN Berdasarkan Dalil Syar’i di Pondok Pesantren MUS Sarang Rembang Makna Jihad Membela Tanah Air di Era 5.0 MERAPATKAN BARISAN UNTUK PEMENANGAN AMIN DALAM PERSPEKTIF SYAR’I HUKUM MENYINGKAT KALIMAT THOYYIBAH! Meredam Fanatik ; Menguatkan Persatuan Dalam Pesta Politik. MENYAMBUT TAHUN POLITIK: HINDARI KONFLIK, PAKAI EMPATIK Setelah Komunisme,Masih Ada Kapitalisme Yang Perlu Dilawan! Malam Penuh Cinta Kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. MENGKAJI FIKIH DALAM PEMBERONTAKAN G30SPKI Sudahkah Kita Cinta Kepada Rasulullah? MEWASPADAI KEBANGKITAN PARTAI KOMUNIS INDONESIA SEJARAH PKI PECI PUTIH; NUANSA BARU DALAM JAMA’AH MAKTUBAH Menyorot Fenomena Paham Islam-Kiri di Indonesia: Konvergensi atau Paradoks? KEBOHONGAN CITA-CITA MARXISME PRINSIP PENGELOLAAN HAK KEPEMILIKAN INDIVIDU DALAM ISLAM ; Menolak Tawaran Komunisme dalam Melawan Kapitalisme Kerusakan Ideologi Marxisme Perspektif Teologi Islam JEJAK HITAM PKI DARI IDELOGI KOMUNIS HINGGA SEJARAH KEJAHATAN DAN PENGIANATAN G30S Ku Putuskan Untuk …. Knock Out Rebahan ; Bangkit Sambut Masa Depan Ny. Hj. Chalimah Abdurrochim : Ibunda Hebat Di Balik Pengasuh PP. MUS Sarang BELA NEGARA INDONESIA MENURUT PANDANGAN ISLAM Menjawab Tuduhan Bid’ah Berdoa di Akhir dan di Awal tahun Esensi Sholawat Nabi Tragedi Kelam dan Dampaknya bagi Sejarah Indonesia Ma’lumat Bagi Santri dan Alumni PP. MUS Sarang Tentang Tesis KH. Imaduddin & Berita HOAX “Santri PP. MUS Sarang Dipecat berkaitan dengan tesis KH. Imaduddin” Maulid Nabi: Tidak Semua Kemutakhiran adalah Bidah Menyingkap Kehadiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallama Saat Perayaan Maulid

Artikel

Memburu Lailatul Qadar pada 10 Malam Terakhir bulan Ramadlan

badge-check


					Memburu Lailatul Qadar pada 10 Malam Terakhir bulan Ramadlan Perbesar


Sayyidah Aisyah radliyallahu anha berkata:
كَانَ رسُول اللَّهِ ﷺ: إِذا دَخَلَ العَشْرُ الأَوَاخِرُ مِنْ رمَضَانَ، أَحْيا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَه، وجَدَّ وَشَدَّ المِئزرَ
“Sesungguhnya Rasulullah setiap kali masuk sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, beliau akan menghidupkan ibadah semalam penuh, membangunkan keluarga dan mengendurkan sarung” (Muttafaq Alayh)
_____ 

Nabi Muhammad memberi contoh kepada umatnya untuk menghidupkan ibadah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan untuk meraih Lailatul Qadar. Lailatul Qadar merupakan malam diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah (langit dunia). Al-Quran menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan yang kemudian ditafsirkan oleh para ulama bahwa ibadah pada malam itu dilipatgandakan pahalanya melebihi ibadah selama seribu bulan. Nabi sendiri bersabda bahwa siapa yang menghidupkan ibadah pada malam Lailatul Qadar maka semua dosanya akan diampuni baik yang lalu maupun yang akan datang.

Namun karena kemuliaannya yang sangat Istimewa itu lah, malam Lailatul Qadar dirahasiakan kapan waktunya dari kita. Hikmahnya adalah supaya kita semangat mencari malam tersebut dengan menghidupkan ibadah pada setiap malam bulan Ramadlan. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari menyebutkan bahwa ada perbedaan pendapat ulama tentang waktu malam Lailatul Qadar hingga mencapai lebih dari 40 pendapat. Dari semua pendapat itu, pendapat yang paling mendekati benar menurut beliau adalah bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ganji 10 malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan sebuah hadis berbunyi, 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar di malam yang ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan”  (Muttafaq Alayh)

Atas dasar hadis tersebut juga, Imam Nawawi menjelaskan bahwa dalam madzhab Syafii malam Lailatul Qadar diyakini terjadi pada salah satu dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan khususnya pada malam-malam yang ganjil. Imam Syafii sendiri meyakini bahwa malam yang paling berpotensi menjadi Lailatul Qadar adalah malam bulan Ramadhan ke-21, lalu malam ke-23 lalu malam ke-27.

📚 Rujukan:   
1. Fath al-Bārī Bi Syarh Shahīh al-Bukhārī. Syaikh Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqalānī. Maktabah Salafiyyah. Juz 4. Hal. 260
2. Al-Majmū’ Syarh al-Muhadzdzab. Syaikh Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawī. Dar al-Fikr. Juz 6. Hal. 449-450

Facebook Comments Box


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Menjawab Tuduhan Bid’ah Berdoa di Akhir dan di Awal tahun

25 June 2025 - 18:24

Esensi Sholawat Nabi

1 October 2024 - 18:53

Tragedi Kelam dan Dampaknya bagi Sejarah Indonesia

30 September 2024 - 18:55

Ma’lumat Bagi Santri dan Alumni PP. MUS Sarang Tentang Tesis KH. Imaduddin & Berita HOAX “Santri PP. MUS Sarang Dipecat berkaitan dengan tesis KH. Imaduddin”

24 September 2024 - 16:44

Maulid Nabi: Tidak Semua Kemutakhiran adalah Bidah

17 September 2024 - 19:27

Trending on Artikel

Discover more from PP. MUS Sarang

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading

batmantoto batmantoto situs togel
toto slot
slot88