Rabiul awal, sejak dahulu telah menjadi bulan yang ditunggu-tunggu bahkan sebelum Nabi Muhammad lahir. Di Bulan ini, jazirah arab kedatangan musim semi dimana air kembali mengalir dan hujan turun menyegarkan tanah yang tandus setelah musim panas. Jika membahas Rabiul Awal, sudah pasti tidak akan dapat lepas dari peristiwa yang terjadi di Bulan ini. Rabiul awal akan menjadi lebih menggairahkan disambut karena ia memiliki momen paling indah dalam sejarah alam semesta, kelahiran Rasulullah saw., yang menandakan pengutusan Rasul di Bumi telah paripurna. Momen ini ditandai dengan bintang-bintang yang seakan-akan berjatuhan di angkasa, padamnya kobaran api persia yang menjadi simbol kerajaan, dan mimpi Ibu Rasulullah, Aminah ra, yang selaras dengan mimpi Ummahatul Anbiya’ sebelum beliau. Rabi’ul awal, dengan keteduhan yang ia miliki, layak untuk menjadi Bulan kelahiran Suri Tauladan yang sempurna ini, dan sebab momen ini, Rabiul Awal juga harus disambut dengan penuh kegembiraan. Musim Semi pada saat itu menjadi waktu yang paling indah di Mekkah.
Kelahiran Nabi Muhammad
Hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi memuat peristiwa yang agung, sakral, dan tiada bandingannya. Sang suri tauladan, Muhammad saw., lahir di muka bumi. Menandai penantian para Ahlul Kitab tentang sifat-sifat yang telah mereka pelajari dalam Injil dan Taurot akan segera rampung. Menjadikan bangsa Arab sebagai bangsa yang disegani di semua kalangan dan menuntun mereka ke jalan yang terang benderang menjauhi kegelapan yang pernah ada di zaman Jahiliyah.
Khushushiyah Nabi Muhammad
Ada beberapa Rasul yang memiliki ketabahan luar biasa. Mereka bergelar Ulul ‘Azmi dan memiliki sifat-sifat yang melebihi para Nabi yang lain. Termasuk dalam golongan Ulul ‘Azmi adalah Nabi Muhammad saw., namun kelebihan yang terdapat dalam sosok Nabi Muhammad tidak cukup sampai di situ, ia memiliki begitu banyak khushushiyah yang hanya terkhusus untuknya dan tidak dimiliki Nabi selainnya. Diantara khushushiyah tersebut adalah:
- Pintu langit tertutup bagi iblis karena kelahirannya.
- Seluruh Keindahan diberikan kepadanya, sedangkan Yusuf as. hanya separuh dari keindahan tersebut.
- Terhentinya peramal karena diutusnya beliau menjadi Rasul.
- Ia diberikan Kitab, sedangkan ia berstatus Ummi. Hal ini guna menentang perkataan orang musyrik yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah bukan wahyu dari Tuhannya, melainkan hanya buatan Muhammad. Dsb.
Memang ada khushushiyah bagi nabi-nabi sebelumnya. Seperti khushushiyah Nabi Sulaiman yang dapat berbicara dengan Hewan, Nabi Daud yang dapat melunakkan besi dengan menggunakan tangan, Nabi Isa yang dapat mengobati penyakit Judzam. Semua itu khushushiyah yang tidak dimiliki yang lain. Namun khushushiyah yang ada pada sosok Nabi Muhammad adalah keistimewaan yang lebih umum dan berhubungan langsung dengan kehidupan yang ada di semesta yang merupakan awal dari kesempurnaan Agama Samawi.
Selain khushushiyah dari Nabi yang lain, ada beberapa khushusiyah af’al yang bukan ditujukan untuk pensyariatan yang wajib. Seperti,
- Rutinitas sholat witir dan tahajjud wajib bagi beliau. Hal ini yang menjadikan kedua sholat tersebut menjadi ibadah yang sangat dianjurkan untuk diamalkan namun tidak diwajibkan.
- Sholat Sunnah Rawatib wajib bagi beliau. Karena sholat rawatib ditujukan untuk menambal naqsh yang ada dalam sholat lima waktu, sedangkan sholat beliau, secara pasti, tidak mungkin memiliki naqsh dalam setiap rukunnya.
Kenabian Nabi Muhammad
Imam Taqiyuddin dalam kitab At-Ta’dziim wa Al-Minnah menegaskan esensi yang dimaksud ayat لَتُؤۡمِنُنَّ بِهِۦ وَلَتَنصُرُنَّهُ. dalam ayat tersebut ada makna yang secara implisit menerangkan bahwa mulai dari awal perintah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, yaitu pada tanggal 17 Ramadhan, perintah tersebut seakan-akan menjadi perintah seperti halnya pada zaman para Nabi sebelum beliau. Hadits بعثت إِلَى النَّاس كَافَّة menjadi tidak khusus pada manusia yang hidup dalam satu waktu atau setelah kenabian Nabi Muhammad sampai hari kiamat. Hadits tersebut umum dan mencakup manusia yang hidup sebelum Nabi Muhammad diutus. Hal ini selaras dengan Hadits كنت نَبيا وآدَم بَين الرّوح والجسد. Wujud kenabian beliau yang sudah ada bahkan sejak Nabi Adam as. adalah suatu perintah yang tetap.
Imam Taqiyuddin membagi Isyarat kenabian ini (كنت نَبيا) menjadi dua:
- Isyarat kepada Ruh
- Isyarat kepada Hakikat
Hakikat adalah suatu perkara abstrak yang tidak diketahui kecuali oleh yang menciptakannya. Kemudian Allah swt. mendatangkan setiap hakikat yang dikehendaki pada waktu yang ia tentukan. Maka hakikat Nabi Muhammad saw. telah ada semenjak Nabi adam as. diciptakan. Dimana sifat kenabian ini telah diberikan Allah swt. kepadanya, yaitu ketika Allah swt. menciptakan hakikat tersebut untuk menyiapkan sifat kenabian dan menuangkan hakikat tersebut kepada Nabi Muhammad saw. semenjak waktu itu. Maka ia menjadi seorang Nabi dan namanya ditulis di atas ‘Arsy. Kemudian Allah swt. memberi kabar kerasulan Nabi saw. kepada para Malaikat dan yang lainnya untuk menegaskan kemuliaan Nabi saw. di sisi-Nya.
Hakikat kenabian beliau sudah ada sejak waktu itu. Sedangkan dalam segi kemuliaannya di sisi Allah swt. dan keagungan dzatiyah dan hakikatnya, semua itu dipercepat tanpa ada sedikit pun penundaan. begitu juga pemberian kabar mengenai dirinya. Pemberian kitab, hukum, dan kenabian. Yang ditunda hanyalah wujud tampaknya.