Oleh : Dwi Wahyu Ardiansyah (Mahasantri MAFJ Tingkat 3)
“Saatnya kita Membuka lembaran baru”, cuitan yang seringkali terucapkan ketika tahun baru hendak tiba, kurang dari satu pekan lagi tahun baru hijriyyah akan tiba, lantas apa makna sebenarnya dari slogan yang identik dengan perayaan tahun baru tersebut.
Tidak hanya saat datangnya tahun baru saja, “Membuka Lembaran Baru” sering pula digunakan untuk memotivasi diri atau orang lain pada keadaan tertentu seperti saat setelah Idul Fitri, baru kuliah, menikah, pindah ke rumah baru, dan lain sebagainya. Meskipun sebenarnya anda bisa juga membuka lembaran baru Anda setiap hari.
Bisa kita artikan bahwa Membuka Lembaran Hidup Baru berarti Menutup Lembaran Lama. Tidak peduli bagaimana kelamnya masa lalu, hidup dipenuhi dosa dan kegagalan, kita bisa menatap masa depan yang lebih baik. Meski berbuat salah dan dosa merupakan hal yang niscaya bagi manusia, bukan berarti hal tersebut diperbolehkan oleh agama. dan Allah selalu memberikan jalan dan ampunan kepada hambanya yang mau menyesal dan bertobat, Allah Ta’ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوٓا إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” (QS. At-Tahrim ayat 08)
Salah seorang pakar fiqih dan tafsir dari negeri Suriah, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan didalam kitab tafsirnya -Tafsir Al-Wajiz- :
“Taubat yang benar dan ikhlas, yaitu dengan melakukan penyesalan dalam hati atas dosa, meminta ampun melalui lisan, menghentikan (perbuatan dosa) melalui badan, bertekad untuk tidak mengulangi apa yang telah diperbuat di masa mendatang, dan memberikan hak-hak orang yang berhak menerimanya.”
Diriwayatkan dari Umar, dia berkata bahwa taubat yang murni adalah jika seseorang bertaubat dari perbuatan dosa, kemudian tidak mengulanginya, atau tidak berkeinginan untuk mengulanginya. Oleh karena itu para ulama berkata bahwa taubat yang murni adalah jika seseorang menghentikan dirinya dari perbuatan dosa saat itu, kemudian dia menyesali apa yang dia lakukan di masa lalu, dan bertekad tidak akan mengerjakannya lagi di masa yang akan datang. Kemudian jika berkaitan dengan hak manusia, maka dia harus mengembalikannya dengan caranya.
Maka membuka lembaran hidup baru ini sangat sesuai dengan arahan syariat, yakni dengan menutup lembaran hidup yang penuh dengan kesalahan dan kegagalan, agar tidak menjadi beban, namun bukan berarti tidak memanfaatkan masa lalu secara total, karena semua yang telah terjadi pasti ada hikmahnya, kemudian bersungguh-sungguh dalam bertaubat dan berusaha membuka lembaran hidup baru yang penuh dengan kebaikan dan kesuksesan.