Setiap muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan malam Lailatul Qadr yang lebih utama daripada seribu bulan. Banyak yang bersemangat menghidupkan malam di sepuluh hari terakhir atau yang dikenal dengan Asyrul Awakhir dengan amalan-amalan ibadah seperti shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, dzikir dan doa.
Namun, jangan sampai hanya malam saja yang kita hidupkan. Para ulama menganjurkan agar kita juga memanfaatkan siang hari di Asyrul Awakhir untuk beribadah dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Imam Sya’bi berkata,
إن نهار ليلة القدر كليلها
“Siangnya (Lailatul Qadr) seperti malamnya.”
Maksudnya, apabila kamu tertinggal malakukan amal ibadah di malam harinya maka lakukan ibadah di siang harinya. Karena siang hari Lailatul Qadar juga penuh berkah dan tempat dikabulkannya permohonan doa.
Imam Syafi’i menganjurkan agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam beribadah di siang hari sama seperti di malam harinya selama 10 hari terakhir Ramadhan. Beliau berkata,
استحب أن يجتهد في الأعمال في نهارها أي نهار ليلة القدر كاجتهاده في ليلها .
“Saya anjurkan agar usaha (ibadah) di siang harinya sama seperti usahanya di malam harinya.”
📚 Rujukan:
1. Kasyf al-Litsām Syarh ‘Umdat al-Ahkām. Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Salim al-Safarini al-Hambali. Ma’had Dar Nawadir. Juz 4. Hal. 49