[arabic-font]وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ( الأنعام : 129)[/arabic-font]
“Demikianlah kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.”
(QS. Al-An’am: 129).
Dalam menafsirkan ayat diatas, al-Imam Fakhruddin ar-Razi berkata: “Ayat di atas menunjukkan bahwa apabila rakyat melakukan kezaliman, maka Allah akan mengangkat seorang yang zalim -seperti mereka- sebagai penguasa. Sehingga apabila mereka ingin melepaskan diri dari pemimpin yang zalim tersebut, hendaknya mereka meninggalkan perbuatan zalim. Diriwayatkan dari Malik bin Dinar: “Dalam sebagian kiab-kitab Allah SWT., Allah berfirman: “Akulah Allah, Penguasa raja-raja di dunia. Hati dan ubun-ubun mereka dalam kekuasaan-Ku. Barangsiapa yang taat kepada-Ku, aku jadikan raja-raja itu sebagai rahmat baginya. Dan barangsiapa yang durhaka kepada-Ku, aku jadikan raja-raja itu sebagai azab atas mereka. Janganlah kalian menyibukkan diri dengan memaki-maki para penguasa karena kezaliman mereka. Akan tetapi bertaubatlah kalian kepada-Ku, maka akan aku jadikan mereka mengasihi kalian.”
Uraian al-Imam Fakhruddin ar-Razi di atas memberikan kesimpulan kepada kita, bahwa tampilnya seorang pemimpin zalim yang memimpin dengan tangan besi serta menyebarkan kezaliman di tengah-tengah masyarakat, tidak dapat dilepaskan dari perilaku rakyat itu sendiri yang penuh dengan kezaliman dan kemaksiatan kepada Allah SWT. Allah akan menumpas pemimpin yang zalim itu dan menggantinya dengan pemimpin yang saleh, menegakkan keadilan, menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada rakyat, ketika rakyat itu telah bertaubat kepada Allah SWT. Dengan meninggalkan perbuatan zalim dan maksiat yang mereka lakukan.