Awas!! Ribuan macam balak akan turun di hari Rabu pamungkas di Bulan Shofar atau biasa kita sebut dengan Rabu Wekasan (Rabu terakhir/Pungkasan). Tepatnya ada sebanyak 320 ribu bala yang akan melanda, sehingga menjadikan hari rabu itu sebagai hari tersulit bagi umat manusia.
Sebatas Ilham ulama’
Yap. Bukan AL-qur’an ataupun Hadits yang menjadi dasar Keyakinan ini namun ulama ahli hikmah melalui sebuah ilham yang mereka terima. Hal ini dapat kita simak di dalam Kitab Mujarabat ad-Dairabi Al-Kabir berikut ini :
“Sebagian orang-orang yang makrifat kepada Allah ta’ala menjelaskan bahwasanya dalam setiap tahun akan turun 320 ribu bala’, dan semuanya terjadi pada rabu terakhir bulan shafar sehingga hari tersebut menjadi hari tersulit dalam hari-hari tahun itu. Barangsiapa yang menunaikan shalat pada hari itu sebanyak empat rakaat, dalam setiap rakaat membaca surah al-Fatihah sebanyak satu kali, surah al-Kautsar sebanyak tujuh belas kali, Surah al-Ikhlas sebanyak lima belas kali dan mu’awidzatain sebanyak satu kali, lalu berdoa dengan doa berikut ini (maksudnya doa di atas-pen), maka Allah akan menjaganya dari semua bala yang turun pada hari tersebut.”
Maka tak heran berbagai halaqoh istighosah, sholat bersama akan menjamur di berbagai masjid di hari rabu nanti. Mereka bersama-sama memperbanyak melantunkan doa khusus yang berisi permohonan perlindungan kepada Allah agar tidak terkena dan tersentuh oleh suatu balak dalam masa setahun kedepan.
Ilham dan pengamalannya
Sesuai keterangan diatas, yang dijadikan landasan dalil adalah ilham. Ilham merupakan petunjuk yang diturunkan Allah kepada para wali atau hamba-Nya yang terpilih dalam kondisi terjaga serta isinya tidak bertentangan dengan Al-qur’an atau Hadits. Dalam kitab Nihayah, Ilham diartikan sebagai sesuatu yang didatangkan pada hati yang bisa mengabarkan firasat atau terka-terkaan yang dijadikan petunjuk oleh orang bertaqwa. Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa sebuah petunjuk bisa dikatakan dengan ilham apabila terjadi pada orang-orang yang bertakwa, berhati bersih, selalu beramal saleh, bukan orang-orang yang durhaka kepada Allah Ta’ala.
Pengertian ini bukan lantas memberi ruang untuk mengamalkan ilham sebebas-bebasnya. Ilham hanya bisa diamalkan selama ia tidak sampai merambat pada ruang lingkup pencetusan hukum-hukum agama. Karena dalam pencetusan hukum harus punya landasan kuat dari al-Qur’an dan Hadits Nabi, seorang yang benar terjaga dari perbuatan dosa kecil maupun besar, yang diakui kebenarannya menurut islam. Ketentuan tersebut bertujuan untuk menjaga kemurnian hukum islam.
Positive thinking
Informasi Ulama’ mengenai turunnya bala di hari Rebo wekasan bukanlah hal yang lantas wajib diyakini adanya. Karena sesuai keterangan diatas, ilham ulama bukanlah nash yang dapat dijadikan landasan syariat. Naas atau kesialan yang terjadi di hari itu tentunya bukanlah hal yang dapat dipastikan bukan? Hal itu terjadi karena keyakinan masing-masing dari mereka sendiri. Sesuai dengan hadits Qudsi
انا عند ظن عبد بی
Sementara bagi kita yang merasa beriman, berkeyakinan baik adalah wajib hukumnya. Kita harus meyakini bahwasanya setiap waktu itu memang ada manfaat dan mafsadatnya, ada guna dan mudharatnya. Hal ini terkait dengan takdir Allah yang memang telah menetapkan dalam kehidupan itu ada sedih ada senang, ada manfaat dan mudharat dan lain sebagainya.
Lantas siapa yang salah? kedua belah pihak tidak ada yang salah. Pihak yang pro amaliyah rebo wekasan tidak salah, sebab mereka termasuk orang yang waspada diri terhadap segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi. Sebagai bentuk pencegahan, maka amalkanlah amalan-amalan rebo wekasan. Demikian pula dengan pihak yang kontra amaliyah rebo wekasan, juga bukan merupakan pihak yang salah, sebab mereka juga berlandaskan pada dalil mereka sendiri. Sedangkan yang salah adalah orang yang menyulut api perpecahan dan pertengkaran di tengah umat islam dengan berkoar-koar menuduh sesama dengan TUKANG BID’AH, SYIRIK, KAFIR, DAN HALAL DARAHNYA. Tetap jaga selalu ukhuwah fillah kita. Wallahu a’lam bisshowab